Berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa dijadikan acuan dalam memilih sepatu untuk berolahraga:
jangan bikin sepatu multifungsi.
Sepatu untuk jalan biasanya lebih keras/padat; sepatu untuk olahraga (lari) lebih fleksibel, dengan bantalan ekstra untuk meredam efek getaran. Untuk kedua aktivitas itu, belilah masing-masing sepasang.
Ukur kaki secara berkala.
Jangan dikira ukuran kaki tidak berubah setelah dewasa. Menurut penelitian, makin hari ukuran kaki seseorang bisa berubah. Cek ulang ukuran kaki anda minimal dua kali setahun.
Beli setelah beraktivitas.
(ukuran) kaki bisa berkembang tergantung pada aktivitas pertandingan bulutangkis. Usahakan membeli sepatu ketika kaki dirasakan sedang dalam ukuran terbesarnya.
Bawa kaos kaki.
Karena kaos kaki menyempurnakan kenyamanan memakai sepatu, bawa kaos kaki yang biasa anda pakai sehingga sepatu yang dijajal di toko pas dengan yang akan anda pergunakan.
Jangan langsung merasa enak.
Jangan langsung jatuh hati pada sepatu yang ingin anda beli hanya dengan mencobanya di depan cermin. Pakai sepatu senam pilates dulu berjalan atau berlari di sekitar toko biar betul-betul enak memakainya saat berolahraga.
Sesuaikan aturan ibu jari.
Perhatikan jarak ideal sepatu dengan ibu jari kaki, punggung kaki, dan tumit kaki. Kalau terlalu longgar tentu akan selip, tapi terlalu ketat juga bisa bikin lecet.
Money doesn't lie.
Kebutuhan dan anggaran setiap orang untuk membeli sepatu olahraga pasti berbeda-beda. Tapi percaya deh, barang yang harganya rp 50 ribu tentu berbeda kualitasnya dengan yang rp 500 ribu.
Perhatikan kapan harus mengganti.
Idealnya, sepatu olahraga sudah bisa diganti setelah dipakai sejauh 500-600 kilometer. Juga, jika sol bawah mulai tipis dan sepatu dirasa tak nyaman lagi, sudah saatnya anda ke toko lagi.
( a2s / din detik.com
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Post a Comment