Superblok Sajikan One Stop Living

Diposting oleh malamjumat on Oct 8, 2008


SEJAK satu dekade terakhir, sejumlah pengembang cukup gencar membangun superblok di Jakarta ataupun Surabaya. Bagi pengembang, membangun superblok merupakan sebuah bisnis yang sangat menguntungkan.

Superblok dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang menggabungkan apartemen, penthouse, residence, perkantoran, hotel pusat perbelanjaan, sekolah, pusat kesehatan, tempat olahraga, dan juga rekreasi. Konsep yang ditawarkan pengembang dalam mengembangkan superblok adalah one stop living. Dengan konsep seperti itu, tidak heran kalau ada pandangan yang menyatakan superblok akan menjadi kawasan masa depan perkotaan.

Karena itu, pengembangan superblok sangat terkait dengan penataan ruang kota, khususnya kota metropolitan. Menurut pengurus DPP Real Estat Indonesia (REI) Artadinata Jangkar, untuk membangun kawasan superblok, pengembang harus memiliki lahan minimal dua hektare. Sebuah kawasan superblok minimal memiliki empat fungsi, yakni tempat tinggal, hotel, pusat perbelanjaan dan perkantoran. "Pengembang membangun kawasan superblok karena dianggap menarik. Bukankah ada pemeo yang menyatakan makin besar makin menarik," tuturnya.

Dia menjelaskan, untuk menarik minat masyarakat untuk tinggal di kawasan superblok, pengembang penthouse, residence, dll berupaya untuk memperbanyak fungsi kawasan superblok yang dibangun. Semakin lengkap fungsi yang dimiliki, tentunya akan berbanding lurus dengan dampak positif yang diterima pengembang dalam membangun kawasan superblok. Mengembangkan kawasan superblok bisa juga diartikan upaya pengembang membantu menyelesaikan persoalan kemacetan di Jakarta. Sebab, penghuni apartemen, kondominium, atau exotic spa tidak perlu mempergunakan kendaraan untuk berangkat ke tempat kerja ataupun memenuhi kebutuhan sehari-hari lainnya.

Dengan membangun superblok, pengembang tidak perlu khawatir kawasan hunian yang dikembangkan akan terkena siklus tren properti. Banyaknya pilihan yang diberikan kepada masyarakat akan membuat pengembang tidak lagi hanya tergantung pada satu jenis properti. Tidak semua superblok di Jakarta dibangun di central business district (CBD). Kendati begitu, bukan berarti harga yang ditawarkan pengembang atas properti di tempat tersebut menjadi lebih murah. Sebab, tentunya pengembang memiliki alasan tertentu mengapa membangun superblok di luar CBD.

Misalkan saja, rencana pemerintah daerah untuk mengembangkan kawasan tersebut. Sebelum membangun superblok, pengembang telah melakukan perhitungan yang matang, di antaranya dengan membangun konsep yang berbeda.

Pengamat properti dari Jones Lang Lasalle, Vivin Harsanto, menjelaskan, untuk kalangan menengah atas, masyarakat masih menjadikan superblok sebagai tempat tinggal. Harga kondominium di kawasan superblok yang banyak dicari masyarakat berkisar antara Rp500 juta sampai Rp800 juta. Namun, bukan berarti kondominium di kawasan superblok yang memiliki harga di atas itu kurang mendapat respons masyarakat. Karena bagi sebagian kalangan, ada yang tidak lagi memperhatikan persoalan harga dalam membeli tempat hunian. Asalkan kondominium yang dibangun pengembang mengedepankan aspek kualitas. "Kalau sudah seperti itu, tentunya akan banyak masyarakat yang mencari," katanya.

Ada beberapa alasan masyarakat memilih kondominium yang terletak di superblok untuk dijadikan tempat tinggal. Di antaranya karena akses dan fasilitas apartemen atau exotic spa yang disediakan. Kelengkapan infrastruktur yang memadai dan tata lingkungan yang baik, juga menjadi hal yang cukup memengaruhi keinginan masyarakat tinggal di kawasan hunian.

Kondominium di kawasan superblok juga dipengaruhi maraknya aksi untuk kembali tinggal di kota. Sebagian masyarakat mengaku untuk tinggal di pinggir Jakarta memerlukan waktu dan biaya yang lebih besar daripada tinggal di Jakarta.

Selain diharuskan bangun lebih pagi, tinggal di pinggir Jakarta juga harus akrab dengan kemacetan. Sementara, arsitek dan urban designer M Ridwan Kamil, menerangkan, kawasan pembangunan kawasan seperti hotel bintang lima terpadu atau superblok terus menjadi penggerak kecenderungan urban skala besar di beberapa kota besar di Asia. Sarana lingkungan dan infrastruktur yang terintegrasi dalam areal luas menjadi salah satu daya tarik bagi warga kota untuk bekerja dan melakukan kegiatan komersial di kawasan superblok tersebut.

Tidak heran kalau kualitas hidup di Jakarta terus menurun. Padahal kalau diperhatikan setiap tahunnya, kawasan hunian baru seperti hotel bintang lima The St Moritz atau superblok banyak yang dikembangkan pengembang di Jakarta. Kemungkinan, kondisi itu tidak terlepas dari kurang terintegrasinya kawasan superblok yang dibangun pengembang dengan daerah sekitarnya Temukan hanya di 88db.com: Penthouse / Residence : Exotic Spa – Kondominium & Hotel Bintang Lima The St Moritz.

http://lifestyle.okezone.com





{ 0 komentar ... read them below or add one }