Usaha Catering dengan Menu Sehat

Diposting oleh Wikey on May 6, 2010


Usaha Catering dengan Menu Sehat

Kesadaran penduduk kota besar untuk mengonsumsi makanan sehat tampaknya semakin meningkat. Terbukti dari semakin banyaknya rumah makan yang menyajikan makanan sehat. Begitu juga Catering Box yang khusus melayani pelanggan yang ingin mendapatkan menu dengan gizi seimbang, bahkan yang khusus menu vegetarian.

Salah satu usaha catering yang menyajikan menu-menu sehat ini adalah My Choice, yang dirintis oleh Merry Syanti Dewi sejak 2003.

Catering ini menyajikan menu masakan yang diklaim menggunakan bahan-bahan yang sehat dan menerapkan gizi seimbang. Bahan-bahan masakannya menggunakan bahan organik, sedangkan nasi putih digantikan dengan beras merah, ubi merah, dan roti gandum.

My Choice juga tidak menggunakan penyedap masakan, seperti vetsin, bahkan tidak menggunakan garam. Kunci dari cita rasa masakannya adalah bumbu-bumbu yang didapatkan dari penggunaan buah-buahan. Contohnya, rasa asam diperoleh dari jeruk lemon, jus jeruk, atau apel, sedangkan rasa manis dari kayu manis. Sup tom yam, misalnya, bumbunya diracik dari buah apel, belimbing, jus jeruk, tomat, dan lemon.

Untuk beberapa makanan yang menggunakan santan, Merry menggantikan santan dengan susu kedelai. Kebanyakan menu yang disajikan dibuat dengan cara direbus atau dikukus atau ditumis dengan sedikit minyak.

"Minyak yang kami gunakan adalah minyak canola dan olive oil. Dua jenis minyak ini tergolong nonkolesterol dan aman untuk memasak," ujarnya kepada Kompas Female.

Menu yang ditawarkan catering My Choice kebanyakan menu ala Barat, seperti chicken fillet, tenderloin steak, salmon steak, meat loaf, chicken honey, atau chicken pasta. Untuk satu set menu (lengkap), Merry mematok harga Rp 60.000-Rp 130.000, sudah termasuk ongkos kirim. Satu set menu lengkap terdiri atas sup, salad, menu utama (daging/ikan/ayam), dan dessert (jus, susu kacang, buah atau jelly).

Segi kesehatan dan keamanan juga diperhitungkan oleh Merry dalam menyajikan masakannya. Ia tidak menggunakan kotak kardus atau styrofoam, tetapi wadah yang berkategori foodgrade (aman untuk masakan panas).

Keuntungan Rp 30 juta-Rp 40 juta per bulan
Mendirikan catering dengan segmentasi khusus, seperti My Choice, menurut Merry, membutuhkan modal yang ekstra. Modal awal sebesar Rp 100 juta digunakannya untuk membeli peralatan memasak khusus yang diimpor dari Amerika, bahan makanan, wadah saji, sarana transportasi, hingga iklan atau kegiatan demo.

Setelah bisnis Catering Box berkembang, Merry juga masih menemui sejumlah kesulitan. Mulai dari pangsa pasar yang terbatas, pelanggan yang rata-rata cepat bosan, atau pelanggan yang mengeluhkan rasa masakan yang hambar atau rasa kurang pas.
Rata-rata pelanggan juga mengeluhkan harga masakan yang mahal. Namun, Merry selalu berusaha menjelaskan bahwa harga yang mahal itu dikarenakan penggunaan bahan-bahan, pengemasan, hingga menu dan porsinya yang diperhitungkan dengan cermat.

"Akhirnya mereka sadar kalau harga itu sangat reasonable," ungkap perempuan yang juga membuka toko penganan di Mal Ambassador, Jakarta Selatan, ini.

kompas.com




Kesadaran penduduk kota besar untuk mengonsumsi makanan sehat tampaknya semakin meningkat. Terbukti dari semakin banyaknya rumah makan yang menyajikan makanan sehat. Begitu juga Catering Box yang khusus melayani pelanggan yang ingin mendapatkan menu dengan gizi seimbang, bahkan yang khusus menu vegetarian.

Salah satu usaha catering yang menyajikan menu-menu sehat ini adalah My Choice, yang dirintis oleh Merry Syanti Dewi sejak 2003.

Catering ini menyajikan menu masakan yang diklaim menggunakan bahan-bahan yang sehat dan menerapkan gizi seimbang. Bahan-bahan masakannya menggunakan bahan organik, sedangkan nasi putih digantikan dengan beras merah, ubi merah, dan roti gandum.

My Choice juga tidak menggunakan penyedap masakan, seperti vetsin, bahkan tidak menggunakan garam. Kunci dari cita rasa masakannya adalah bumbu-bumbu yang didapatkan dari penggunaan buah-buahan. Contohnya, rasa asam diperoleh dari jeruk lemon, jus jeruk, atau apel, sedangkan rasa manis dari kayu manis. Sup tom yam, misalnya, bumbunya diracik dari buah apel, belimbing, jus jeruk, tomat, dan lemon.

Untuk beberapa makanan yang menggunakan santan, Merry menggantikan santan dengan susu kedelai. Kebanyakan menu yang disajikan dibuat dengan cara direbus atau dikukus atau ditumis dengan sedikit minyak.

"Minyak yang kami gunakan adalah minyak canola dan olive oil. Dua jenis minyak ini tergolong nonkolesterol dan aman untuk memasak," ujarnya kepada Kompas Female.

Menu yang ditawarkan catering My Choice kebanyakan menu ala Barat, seperti chicken fillet, tenderloin steak, salmon steak, meat loaf, chicken honey, atau chicken pasta. Untuk satu set menu (lengkap), Merry mematok harga Rp 60.000-Rp 130.000, sudah termasuk ongkos kirim. Satu set menu lengkap terdiri atas sup, salad, menu utama (daging/ikan/ayam), dan dessert (jus, susu kacang, buah atau jelly).

Segi kesehatan dan keamanan juga diperhitungkan oleh Merry dalam menyajikan masakannya. Ia tidak menggunakan kotak kardus atau styrofoam, tetapi wadah yang berkategori foodgrade (aman untuk masakan panas).

Keuntungan Rp 30 juta-Rp 40 juta per bulan
Mendirikan catering dengan segmentasi khusus, seperti My Choice, menurut Merry, membutuhkan modal yang ekstra. Modal awal sebesar Rp 100 juta digunakannya untuk membeli peralatan memasak khusus yang diimpor dari Amerika, bahan makanan, wadah saji, sarana transportasi, hingga iklan atau kegiatan demo.

Setelah bisnis Catering Box berkembang, Merry juga masih menemui sejumlah kesulitan. Mulai dari pangsa pasar yang terbatas, pelanggan yang rata-rata cepat bosan, atau pelanggan yang mengeluhkan rasa masakan yang hambar atau rasa kurang pas.
Rata-rata pelanggan juga mengeluhkan harga masakan yang mahal. Namun, Merry selalu berusaha menjelaskan bahwa harga yang mahal itu dikarenakan penggunaan bahan-bahan, pengemasan, hingga menu dan porsinya yang diperhitungkan dengan cermat.

"Akhirnya mereka sadar kalau harga itu sangat reasonable," ungkap perempuan yang juga membuka toko penganan di Mal Ambassador, Jakarta Selatan, ini.

kompas.com

{ 0 komentar ... read them below or add one }