Tempat Wisata di Aceh Utara

Diposting oleh Wikey on Jan 11, 2010




MAKAM / THE GRAVE OF SAID SYARIF

Said Syarif adalah seorang menteri dari Kerajaan Samudera Pasai. Beberapa sejarawan menyebutkan beliau merupakan ayah kandung Fathillah atau Falatehan, seorang ulama terkenal bergelar Sunan Gunung Jati, pendiri Kota Jayakarta (Jakarta), lahir di Pasai 1490 M.

Makamnya terletak di Gampong Mancang Kecamatan Samudera. Makam ini dapat ditempuh dengan Mobil Aceh ± 16 km sebelah timur Kota Lhokseumawe.

Batu nisannya terbuat dari batu marmar bertuliskan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat Kursi, surat Ali Imran ayat 18-19 dan surat At-Taubah ayat 21-22.

MAKAM / GRAVE OF TEUNGKU DI IBOIH

Makam Teungku di Iboih adalah makam Maulana Abdurrahman Al-Fasi. Sebagian arkeolog berpendapat bahwa makam ini lebih tua dari makam Malikussaleh.

Makam beliau terletak di desa Mancang Kecamatan Samudera ± 16 km sebelah Timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya dihiasi dengan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat Kursi, surat Ali Imran ayat 18 dan surat At-Taubah ayat 21-22.

MAKAM / GRAVE OF BATEE BALEE

Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan Perbu yang mangkat tahun 1444 M.

Lokasi di desa Meucat Kecamatan Samudera ± sebelah Timur Kot Lhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, Surat Ali Imran, Surat Al’Araaf, Surat Al-Jaatsiyah dan Surat Al-Hasyr.

MAKAM RATU AL-AQLA ( NUR ILAH )

Ratu Al-Aqla adalah puteri Sultan Muhammad ( Malikul Dhahir ), yang mangkat pada tahun 1380 M, beliau menjadi raja di Pasai dan Kedah. Makam tersebut berlokasi di Gampong Meunje Tujoh Kecamatan. Matangkuli ± 30 km sebelah timur Kota Lhokseumawe dan dapat ditempuh dengan menggunakan Mobil Aceh. Batu nisannya dihiasi dengan kaligrafi yang indah berbahasa Kawi dan bahasa Arab.

Rumah adat Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia adalah salah seorang pahlawan wanita nasional dari Aceh Utara, selama 20 tahun ia memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda diwilayahnya Matangkuli yaitu dari tahun 1890-1990 M. Dari rumah ini beliau aktif dalam memimpin dan mengatur strategi peperangan.

Rumah Adat Cut Meutia dapat ditemui 3 km dari desa Matangkuli Kecamatan Matangkuli. Rumah Adat Cut Meutia ini dipagar dan dibangun kembali oleh Pemerintah sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan Wanita Aceh.

Cut Nyak Meutia tewas dihulu sungai Peutoe oleh tembakan serdadu Belanda pada 25 Oktober 1910. Makamnya terletak di Desa Buket Panyang, yang jaraknya memakan waktu 2 hari 2 malam dengan berjalan kaki dari rumahnya yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Matangkuli dan Kecamatan Cot Girek.

TUGU PAHLAWAN COT PLIENG

Teungku Abdul Jalil Cot Plieng adalah pahlawan Aceh Utara yang berjuang melawan tentara Jepang dalam perjuangan Fisabilillah, demi mempertahankan Agama dan tanah air dari cengkraman penjajahan Jepang. Beliau mangkat pada tanggal 10 Nopember 1942. Untuk mengenang perjuangan beliau dibangun tugu di desa Cot Plieng Kecamatan Syamtalira Bayu Kab. Aceh Utara 10 km sebelah timur Lhokseumawe.

aziez.blogdetik.com

{ 0 komentar ... read them below or add one }