Sejauh ini, kebanyakan software terjemah memanfaatkan aturan-aturan
Knight dan Marcu mendirikan perusahaan bernama Language Weaver di
Software penerjemah mereka bekerja berdasarkan kamus terjemah bahasa, pola-pola, dan aturan-aturan terjemah bahasa yang dikembangkan program tersebut. Software ini membandingkan berbagai kemungkinan terjemahan berdasar dokumen-dokumen yang pernah diterjemahkan sebelumnya, dan mengurutkannya berdasar besarnya kemungkinan.
Knight mengatakan pendekatan ini akan memungkinkan komputer mempunyai kemampuan penafsiran pribadi terhadap bahasa asing. Dengan kata lain ia akan menjadi tren baru dalam hal kecerdasan mesin. "Ini adalah proses yang menakjubkan, dan bakal menjadi teknologi baru di masa depan," katanya. Sayangnya belum diketahui teknologi untuk terjemah inggris Indonesia.
Adapun dokumen-dokumen yang dipakai untuk belajar menerjemahkan pada mesin bisa berupa dokumen elektronik, cetakan, bahkan file audio. Hasilnya, dikatakan Knight, sistem ini tidak hanya lebih cepat dibanding cara lain, tapi juga lebih mampu menangani istilah-istilah yang kurang populer dan kata-kata tak lazim dalam teks-teks khusus.
"Rahasia mesin penerjemah ini adalah kekuatan komputer," ujar Knight. Namun menurutnya ini justru merupakan satu-satunya halangan untuk mengembangkan teknologi penerjemah yang lebih kuat dan efektif. "Kami butuh komputer yang besar dan sangat cepat untuk itu."
www.komputasi.lipi.go.id
Dukung kampanye stop dreaming start action sekarang