Obat Suplemen dapat berupa vitamin, elemen-mineral, atau zat gizi lain seperti asam lemak, asam amino, dan zat esensial lain. Misalnya serat. Termasuk di dalamnya bahan berkhasiat, yang biasanya berasal dari alam. Menurut pakar gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan, dalam keadaan tertentu pemberian Obat Suplemen bagi anak memang dianjurkan.
Di antaranya anak dalam kondisi sakit atau sedang dalam masa pemulihan. Dalam kondisi ini, Makanan Suplemen dibutuhkan untuk membantu mencukupi pemenuhan zat gizinya. Terlebih lagi jika nafsu makannya belum baik. Pemberian Suplemen Kesehatan juga disarankan apabila menu harian anak kurang lengkap, atau nafsu makan anak menurun.
Saat ini di pasaran juga telah banyak beredar Suplemen Kesehatan yang berasal dari herbal. Selama Suplemen Kesehatan yang terbuat dari herbal itu benar-benar murni herbal, tanpa ada kandungan zat kimia, maka penggunaan suplemen untuk jangka waktu tertentu tergolong aman.
Terlebih lagi herbal bermanfaat untuk mereduksi kolesterol dan mengandung serat. Herbal sangat dianjurkan bagi anak-anak yang kekurangan serat. Antioksidan juga terkandung dalam herbal.
Antioksidan ini berfungsi menurunkan kadar oksidan yang memicu radikal bebas. Mengingat, anak-anak sangat menggemari makanan junk food. Terbukti meski masih berusia belia, tidak sedikit anak-anak yang menderita kolesterol tinggi.
Masalahnya, ada beberapa herbal yang memiliki efek sistemik. Efek sistemik ini dapat merangsang kerja organ tubuh yang penting. Dengan demikian dapat memacu jantung dan meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, herbal tidak mempunyai ukuran seperti obat. Takaran obat dapat terukur dalam hitungan dosis yang berupa miligram. Tidak sulit untuk memberikan obat kepada anak. Tinggal menyesuaikan dengan usia dan berat badan anak bersangkutan sehingga ditemukan pemberian dosis yang tepat. Sebaliknya, hal tersebut tidak berlaku bagi herbal.
"Apalagi pencernaan anak belum sempurna. Makanya, hati-hati dalam memberikan Makanan Kesehatan suplemen, perhatikan benar kandungannya," sebut Inayah.
Di samping kandungan Nutrisi Makanan dalam suplemen yang perlu diwaspadai, perlu diketahui juga bahwa di pasaran suplemen dijual bebas sebagai makanan tambahan. Jadi suplemen tidak dikelompokkan sebagai obat.
Dalam dunia kedokteran, Suplemen Kesehatan digolongkan sebagai nutraceutical. Sementara obat-obatan, termasuk pharmaceutical. Berbeda dari obat-obatan yang harus diuji efektivitasnya secara klinis lewat serangkaian prosedur, suplemen tidak perlu melalui uji klinis seperti itu.
Karenanya, sebelum memberikan Obat Suplemen kepada anak ada beberapa hal yang harus dicermati. Pastikan mengetahui kebutuhan anak akan Obat Suplemen yang dibutuhkan. Dan berikan suplemen yang memang khusus diformulasikan untuk anak dan mudah dikonsumsi.
Bagi anak yang tengah mengidap penyakit tertentu, Inayah mengingatkan agar pemberian suplemen tidak menyebabkan kontraindikasi dengan obat untuk penyakitnya. Ali pun memperingatkan, ketika anak mengonsumsi suplemen, selanjutnya lakukan evaluasi efek suplemen secara periodik.
Orangtua pun harus mempertimbangkan secara cermat kandungan zat-zat gizi dalam Makanan Suplemen. Kenali pula istilah pada label suplemen. Di antaranya asam askorbat yang artinya vitamin C, alphatocopherol adalah vitamin E, sedangkan kalsiferol adalah nama lain untuk vitamin D.
Aturan pemakaian agar efektif, tanggal kedaluwarsa, maupun registrasi tidak boleh luput dari perhatian. Akan lebih baik apabila memilih suplemen yang tidak mengandung zat pengawet, pewarna, maupun zat tambahan lain.
Pastikan kandungan produk tersebut benar-benar sesuai keterangan pada kemasannya. Sebab, ada produk yang mengaku tidak mengandung zat pengawet, tapi dalam komposisinya ternyata tercantum nama asam tertentu yang termasuk dalam kategori zat pengawet.(Koran SI/Koran SI/tty)
Sumber: lifestyle.okezone.com
Temukan informasi lainnya mengenai Makanan Suplemen - Makanan Kesehatan - Suplemen Kesehatan - Nutrisi Makanan - Obat Suplemen hanya di Makanan Suplemen-Suplemen Kesehatan: Nutrisi Makanan-Obat Suplemen pada 88db.com