Itu pula yang dialami Firmansyah, seorang pendatang di Semarang yang berasal dari Yogyakarta. Hobi berburu barang antik dan barang unik di toko barang unik pemuda yang selalu mencukur habis rambutnya ini, sebenarnya telah dimulai sejak dia tinggal di Yogyakarta, 4 tahun yang lalu. Setelah pindah ke Semarang hobi tersebut bukan malah surut, tapi semakin menjadi. Apalagi pekerjaannya di Semarang memungkinkan dia untuk berburu barang antik dari penjual barang baik melalui media internet maupun langsung ke tempat-tempat toko barang atau penjual barang unik yang banyak menyediakan barang antik.
Ketertarikan Firmansyah pada barang antik memang, memang tanpa alasan yang jelas. Semua dia lakukan karena panggilan jiwanya, seperti juga para pehobi lainnya. Karena itu ketika ditanya mengapa dia tertarik berburu barang antik di toko barang unik, pria yang juga pernah kuliah di Bandung ini mengandaikan barang antik seperti perempuan bagi lelaki. “Barang antik itu seperti wanita, jika barang antik punya nilai seni yang bagus, tidak bosan saya melihatnya. Seperti halnya wanita, semakin lama lihat wanita semakin, ah sudahlah. Biar cukup saya yang tahu,” jawabnya penuh makna.
Burburu barang antik bagi pemuda yang tinggal di daerah Tembalang ini memang bukan sekadar menyalurkan hobinya. Dengan barang-barang antik yang diperolehnya, penyuka buku-buku berhaluan kiri ini – seperti Biografi Che dan buku-buka Tan Malaka – juga mendapatkan keuntungan secara finansial. Tidak jarang, barang-barang antik yang dipamerkan di website pribadinya ditawar oleh kolektor dari manca negara.
Kesibukan kerja Firmansyah di salah satu perusahaan eksport, mau tidak mau membuat cowok penyuka nasi goreng ini mengatur jadwal secara ketat. Maklum berburu barang antik tidaklah semudah berburu barang mewah di mal. Kadang butuh waktu berhari-hari untuk menemukannya. “Jika sering tidaknya, itu tergantung waktu. Biasanya akhir pekan saya jadwalkan untuk berburu barang antik. Terutama jika ada yang membutuhkan barang jenis tertentu yang harus saya buru. Baik itu dari rekan bisnis yang masuk ke web saya, atau dari telinga ke telinga,” papar cowok yang masih lajang ini.
Dengan tingginya jadwal Firmansyah berburu barang antik, maka tidak aneh jika tempat-tempat yang banyak menyediakan barang antik pernah disinggahinya. Solo adalah tempat yang paling sering di datanginya. Menurutnya di Solo banyak sekali barang-barang tribal Jawa yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Selain Solo, tempat lain yang sering dijadikan target untuk berburu barang antik adalah Bali.
Empat tahun berkecimpung di perburuan barang antik, Firmansyah melalui websitenya escoret.net sudah mulai dilirik oleh rumah-rumah lelang di luar negeri. Beberapa kali tawaran mampir di inbox emailnya. “Saya pernah ditawari untuk ikut lelang di luar negeri melalui website saya. Berhubung tidak ada dana, akhirnya berakhir di inbox saja,” ungkap cowok berusia 28 tahun ini.
http://simpang5.wordpress.com/
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Barang Unik - Jual Barang - Toko Barang - Jual Barang Unik - Toko Barang Unik - Barang di 88db.com