Pertama, pilihlah bank yang punya divisi khusus KPR. "Ini akan menjamin kenyamanan dan keamanan nasabah kredit perumahan," saran Mike Rini dari kantor perencana keuangan Mike Rini & Asociates.
Kedua, perhatikan bunga KPR tersebut. Maklum, besarnya patokan bunga ini sangat menentukan besar angsuran tiap bulan.
Jangan lupa tanyakan besaran bunga kredit perumahan yang berlaku untuk nasabah lama. Dengan mengetahui selisih bunga antara nasabah baru dan nasabah lama, Anda bisa membandingkan patokan bunga bank bila bank sudah memberlakukan floating rate atau ada tren kenaikan suku bunga.
Direktur Bisnis UOB Buana Safrullah Hadi Saleh menuturkan, biasanya bank menetapkan jatuh tempo berlakunya floating rate. "Nasabah harus mengikuti kesepakatan yang dibuat di awal," katanya.
Ketiga, perhatikan berbagai biaya yang ditetapkan bank dalam penyaluran KPR. "Sebab, biaya ini harus dibayarkan oleh calon debitur sebelum kredit cair," ajar Mike. Biaya yang lazim dibebankan bank dalam penyaluran KPR, antara lain biaya administrasi, provisi, biaya notaris, dan biaya asuransi. Jangan sekedar memilih kredit perumahan murah.
Keempat, perhatikan pula fasilitas kredit perumahan. Anda harus menanyakan adanya opsi pelunasan, baik sebagian atau seluruhnya. Simak juga tentang kemungkinan fasilitas over kredit. Jangan lupa, tanyakan biaya penalti kredit perumahan yang dikenakan bank plus sistem perhitungannya. Ada bank yang mematok biaya penalti berdasar nilai pelunasan atau sisa kredit. "Nasabah harus cerdik menghitung biaya ini," ajar Mike. Jangan langsung saja memutuskan perumahan murah.
Namun, sebelum menjatuhkan KPR, tetapkan rumah dan lokasi rumah sesuai dengan kriteria Anda. Jangan memilih lokasi rumah yang terlalu jauh, karena itu akan memberatkan keuangan Anda. Walaupun itu termasuk perumahan murah.
http://properti.kompas.com
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang