Latar Belakang
Latar belakang membedakan dan mengidentifikasi dimana kita sedang liburan. Latar belakang juga berperan dalam menonjolkan subjek yang sedang difoto. Untuk menonjolkan, carilah latar belakang yang tidak terlalu sibuk dan sederhana. Misalnya, latar belakang pantai, persawahan, pegunungan, dll. Jangan pilih latar belakang yang terlalu sibuk seperti orang di pasar, kecuali jika kamera Anda bisa membuat latar belakang yang sibuk itu out of focus. Hanya kamera SLR yang bisa membuat efek out of focus dengan mudah, bisa ditampilkan juga dalam foto pernikahan digital.
Komposisi yang Berbeda
Komposi adalah bagaimana kita menempatkan apa yang ada di hadapan kita ke dalam frame sebuah paket foto. Kebanyakan orang akan memotret objek orang tepat di tengah-tengah dengan tegak simeris lurus. Oh, tidak… inilah yang namanya dead-centre composition. Cobalah sekali-sekali memotret gambar pernikahan dengan cara yang berbeda. Tak perlu the rule of the third — itu konsumsinya fotografer. Cobalah taruh objek di sebelah kiri dan kanan. Coba juga motret foto pernikahan dengan sedikit miring ke kiri/kanan. Mungkin Anda akan terkejut melihat hasil foto pernikahan digital Anda yang tiba-tiba begitu dinamis dan menarik! :)
Gaya
Keunikan Tempat
Liburan jauh-jauh menghabiskan banyak biaya akan terbuang percuma jika dalam foto tidak terlihat identitas yang menunjukkan tempat tersebut. Cari keunikan tempat itu, misalnya arsitektur bangunan, lansekap (landscape) yang hanya dimiliki tempat tersebut — papan nama, patung, atau apa saja yang unik. Jika Anda ke Puncak Bogor, carilah latar belakang kebun teh, jika Anda mendaki Puncak Rinjani, tunjukkan lansekap langit yang biru dengan gumpalan awan berada di bawah, atau tunjukkan Segara Anak di nun jauh di bawah sana.
Close Up
Foto-foto yang saya jadikan contoh menonjolkan subjek dan objek sebagai latar belakang sehingga si subjek sendiri kurang terekspose dengan baik. Agar ketahuan siapa yang sedang difoto, bagaimana ekspresifnya orang yang sedang difoto, buatlah foto secara close-up. Dekat dengan wajah. Frame dipenuhi wajah si subjek hingga batas maksimal dada. Jika masih ingin mendapatkan latar belakang, beri sisa frame sedikit untuk sekedar menunjukkan latar belakang apakah subjek berada di outdoor atau indoor.
Golden Momment dan Golden Hour
Golden Hour adalah waktu-waktu dimana sebuah tempat memberikan pemandangan yang paling fotogenik. Masing-masing tempat berbeda, tapi pada umumnya, golden hour terjadi pada waktu sinar matahari masih berada pada kemiringan rendah, yaitu pagi hari di saat matahari terbit hingga jam 9 pagi. Sore di saat menjelang matahari tenggelam, atau jam 4 sore hingga jam 6 sore.
Golden momment adalah waktu sebuah tempat memberikan best view-nya. Mirip dengan golden hour, tapi tidak terjadi setiap hari. Misalnya, kalau Anda ingin memotret keindahan alam Bromo, datanglah pada bulan Juli - September karena selebihnya akan untung-untungan saja [Goenadi Harjanto - Majalah TheLight edisi 7/2007]. Lain lagi dengan Puncak Rinjani, datanglah pada musim hujan karena awan-awan hujan akan mewarnai langit Rinjani dengan warna yang sangat luar biasa.
http://blog.galihsatria.com
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di foto pernikahan, gambar pernikahan, paket foto, foto pernikahan digital, foto digital dan Paket Foto Pernikahan Digital: Pernikahan Foto & Gambar Pernikahan Cipinang Jakarta Timur di 88db.com
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Post a Comment