Hal yang sangat penting dalam membangun rumah adalah
konstruksi bangunan. Setelah bangunannya kuat barulah diperhatikan desain interior rumah agar kelihatan lebih artisitik. Agar terlihat serasi dan enak dipandang, menata
interior rumah sebaiknya diselaraskan dengan fasad bangunannya. Jika tampak mukanya memakai
art deco, penataan interiornya juga tidak lari dari gaya itu. Demikian pula untuk model rumah minimalis, desain interior rumah dibuat dengan gaya yang senada. Meskipun dalam penerapannya, tidak bulat-bulat memakai kedua gaya itu. Cat interior menjadi salah sau hal penting.
Untuk interior ruang tamu, penerapan gaya art deco yang banyak memakai ornamen bulat, kotak-kotak, atau bentuk geometris lainnya, cukup dijadikan aksen saja. Misalnya, hanya dipakai untuk lemari TV atau lemari display lainnya.
Sedangkan perabot lainnya, seperti meja dan kursi, dipilih model yang simpel dan finishingnya memakai warna cocoa brown (cokelat gelap). Bila perlu, diberi aksen warna hitam agar terlihat lebih mewah.
Sementara, jika memakai konsep minimalis, karena semuanya dibuat serba minimal, supaya ruang tidak terkesan kosong perlu diberikan sedikit aksen. Misalnya, ada satu meja atau kursi yang menggunakan desain tradisional.
Material aksen lainnya bisa juga dipakai, seperti benda-benda hasil kerajinan seperti patung, sculpture, dan aksesoris lain yang diperoleh ketika berkunjung ke daerah atau hasil melancong ke luar negeri.
Ruang keluarga, untuk rumah model art deco atau minimalis, akan lebih cocok memakai permainan warna cokelat dan serat-serat kayu.
Selain itu, orang juga banyak yang menyukai kayu nyantoh, karena seratnya lurus-lurus, atau kayu mahoni yang warnanya agak kemerah-merahan. Sementara model-model furniturenya juga dipilih yang simpel, tidak memakai ukir-ukiran maupun profil.
Sementara di bagian kamar tidur, dinding kamar tidur juga disarankan memakai warna-warna cerah minimalis. Kalaupun diberi aksen, biasanya untuk dinding di belakang headboard ranjang. Sementara bila memakai wallpaper, dipilih corak daun-daunan, anyam-anyaman bambu, dan sebagainya.
Model tempat tidurnya juga dibuat sederhana, mirip furniture Jepang. Dibuat pendek dengan dipan lurus memakai kaki. Untuk itu, agar kelihatan mewah, head-board ranjangnya perlu dilapisi dengan bahan yang terbuat dari kulit atau kayu bergelombang.
Finishing kayunya memakai warna gelap cocoa brown atau maple. Bisa juga bahan kulit tersebut dianyam agar mengesankan tradisional. Bahan kulit juga bagus dipakai untuk pelapis kursi yang ditaruh di kamar.
Sedangkan meja dan kursi di ruang makan, juga dipilih yang modelnya simpel. Top table-nya bisa memakai kayu, dapat pula memakai kaca. Dinding ruang makannya diberi ornamen, misalnya batu paras Yogyakarta, dan kaca cermin kotak-kotak (kaca patri).
Kemudian untuk penerangannya memakai lampu gantung berbentuk geometris, bulat, kotak, atau prisma.
Sementara untuk kursi makannya, kebanyakan dengan high backing dan bahan yang dipakai biasanya ‘chenille’ warna coklat, krem atau hitam kulit.
http://architectaria.com