Banyaknya mahasiswa dari daerah luar
"Karena bosan ikut orang terus, akhirnya saya setuju. Kami buka usaha ini Desember 2007 bersama satu teman lagi yang jadi partner pasif," kisah Ajeng. Usaha bermodal awal Rp 40 juta itu dimulai dengan membuat beragam Furniture Minimalis. Sasaran utamanya, ya, para mahasiswa. Karena itulah, Ajeng dan Astin sengaja membuat desain furnitur berwarna cerah, irit tempat, tapi multifungsi (Furniture Minimalis).
Furniture Minimalis yang mereka buat antara lain rak buku, lampu kamar dengan kaki tinggi, keranjang pakaian kotor, meja komputer, wadah (storage) dalam berbagai ukuran, dan sebagainya. "Kalau pembeli ingin ukuran, desain, atau warna yang berbeda, bisa juga. Sebab, yang kami tekankan dalam berjualan justru custom untuk pelanggan," jelas Ajeng.
Barang-barang Furniture Minimalis itu dibuat dari kayu blockboard yang menurut Ajeng lebih kuat, awet, dan tak mudah rusak jika kena air. Untuk menarik pelanggan, Ajeng juga mengajak temannya ikut mengisi tokonya yang ia beri nama Ruang, dengan soft furniture. Antara lain bantal, seprei, dan sebagainya.
Tanggapan para mahasiswa ternyata cukup bagus. Meski baru mengandalkan promosi usaha Furniture Minimalis dari mulut ke mulut, jumlah pelanggan pembeli Furniture Minimalis terus meningkat. "Kebanyakan mahasiswa asal
Ide dari Tamansari
Tak sedikit pula, kata Ajeng, pasangan keluarga baru yang minta kamar atau bahkan rumahnya didesain. "Umumnya tempat tidur, lemari, dan meja rias.
Menjelang Lebaran dan tahun ajaran baru adalah masa bagi Ajeng dan Astin menuai rezeki dair Furniture Minimalis bikinan mereka. Ngomong-ngomong, darimana dua sahabat ini mendapat ide berbisnis furnitur minimalis? Ternyata dari banyaknya penjual Furniture Minimalis murah yang ada di
Di
kompas.com