Pakaian Muslim kerap dikaitkan dgn busana longgar yg tak memiliki banyak detail. Padahal, pakaian Muslim juga bisa menjadi sebuah mahakarya, layaknya pakaian muslim kebanyakan tanpa meninggalkan kaidah agamanya.
Para desainer mengambil dari busana tradisional atau memakai ragam hias dari beberapa kekayaan budaya Indonesia yg sangat banyak. Ke-13 desainer berusaha menggali hal baru dari kebudayaan yg dimiliki oleh 10 daerah di Indonesia. Harapannya, akan muncul unsur-unsur baru yg mampu menggairahkan perkembangan ekonomi kreatif di daerah-daerah tadi.
Beberapa perancang yg ikut terlibat dalam tema ini : Anne Rufaidah (Bodoku Magello), Ida Royani (Exotica Nusantara), Nieta Hidayani (Face of Lombok), Monika Jufry (Pusako Nagari), Ida Leman (Beautiful Savana), Dian Pelangi (Somewhere Over the Rainbow), Savitri (Best Solution), Najua Yanti (Bella la Violetta), Yessi Riscowaty (Ngalayah Oppulance), Irna Mutiara (Recently Batik), Hennie Noer (Pretty in Fitri), Iva Lativah (Decotik), dan Tuti Adib Ajiputra (Kemilau Prambanan).
Desain kain-kain tradisional yg menjadi inspirasi para desainer berasal dari daerah-daerah seperti baju Bodo dan Labu dari Sulawesi Selatan, tenun Lombok, tenun Pandai Sikek dan sulaman Kapalo Samek Sumatera Barat, kain jumputan Palembang, batik Tulis dan Mega Mendung Cirebon, batik Tasikmalaya, batik Pekalongan, juga batik Parang, dan motif lain dari Jawa Tengah.
Para desainer mencoba membuat dan membuktikan bahwa pakaian Muslim bisa digabungkan dgn budaya nusantara sehingga membuatnya makin terasa akrab. Para anggota APPMI ini berusaha menciptakan desain busana Muslim utk berkembang maksimal di Indonesia dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Siap menyemarakkan Idul Fitri dgn busana Muslim yg kental dgn corak khas nusantara?
Sumber: kompas.com
Info Terkait:
{ 0 komentar ... read them below or add one }
Post a Comment