Salah satu yang kebanjiran order adalah Muhammad Dalail yang menjalankan usahanya di Jalan Purwoyoso, Ngalian,
Biasanya Amat hanya mengerjakan permintaan pasar tak lebih dari 10 lusin per hari. Namun, kini hingga 200 potong celana dan 175 baju seragam setiap hari. Dia mengaku sejauh ini tidak kesulitan mendapat bahan
Amat bersyukur dengan kondisi ini. Sebaliknya dia juga mengeluhkan minimnya tenaga penjahit yang terampil. Sebab setelah tahun ajaran baru ini lewat, akan menghadapi permintaan baju seragam pada saat Lebaran. Demi mengejar target pakaian seragam, sementara waktu Muhammad tidak menerima pesanan selain seragam sekolah.
Harga pakaian seragam buatan Amat bervariasi sesuai dengan tingkat sekolah siswa. Seragam sekolah dasar paling mahal Rp 29 ribu, sekolah menengah pertama Rp 35 ribu, dan sekolah menengah atas Rp 40 ribu. Selain dijual di tokonya, sebagian dikirim ke Rembang, Kudus, Pati, dan Purwokerto.
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang