Dibawa Para Pelayar Tionghoa dari China Daratan Bagian Selatan
Tempat tinggal warga Tionghoa cukup identik dengan rumah toko atau biasa disebut ruko. Jika memperhatikan bangunan ruko yang terus menjamur , hampir memiliki bentuk dasar yang sama. Yakni, bangunan bertingkat dua, tiga atau empat. Kalaupun ada yang berbeda, umumnya hanya dari segi kreasi eksterior saja. Tak dapat dipungkiri, ruko masih menjadi tempat tinggal primadona banyak warga Tionghoa. Bangunan ruko yang nyaris sama antara satu dengan yang lain itu, konon sengaja dibawa dari daratan Cina. Pasalnya, hampir sebagian besar bangunan yang ada di negeri Tirai Bambu itu, memang berkonsep rumah toko. Konsep ruko tentunya berbeda dengan tempat tinggal lainnya, misalnya apartemen, villa, maupun hotel, dsb.
Tempat tinggal warga Tionghoa cukup identik dengan rumah toko atau biasa disebut ruko. Jika memperhatikan bangunan ruko yang terus menjamur , hampir memiliki bentuk dasar yang sama. Yakni, bangunan bertingkat dua, tiga atau empat. Kalaupun ada yang berbeda, umumnya hanya dari segi kreasi eksterior saja. Tak dapat dipungkiri, ruko masih menjadi tempat tinggal primadona banyak warga Tionghoa. Bangunan ruko yang nyaris sama antara satu dengan yang lain itu, konon sengaja dibawa dari daratan Cina. Pasalnya, hampir sebagian besar bangunan yang ada di negeri Tirai Bambu itu, memang berkonsep rumah toko. Konsep ruko tentunya berbeda dengan tempat tinggal lainnya, misalnya apartemen, villa, maupun hotel, dsb.
Konsep rumah toko memang merupakan bangunan arsitektur Tionghoa. Lalu diadaptasi dengan keadaan setempat. Inilah yang membuat bentuk ruko mulai berbeda antara yang satu dengan yang lain. Dari beberapa sumber, konsep bangunan ruko dibawa oleh para pedagang asal Tionghoa, yang memang sengaja datang kebeberapa daerah, termasuk ke Indonesia untuk berdagang. Dari situ, saat berlabuh di sebuah pelabuhan dan sambil menunggu cuaca baik untuk melanjutkan perjalanan, mereka biasanya membangun sebuah pemukiman. Rumah yang dibangun ini biasanya dibuat menyerupai bangunan di negeri asalnya, termasuk bangunan berbentuk ruko.
Ruko merupakan bangunan komersial khas warga Tionghoa. Disebut bangunan komersial karena bangunan ini memiliki dua fungsi yang sama pentingnya. Sebagai rumah tempat tinggal dan juga berbisnis. Konon, dengan membuat konsep bangunan ruko ini, kerja warga Tionghoa lebih efektif, bisa memantau bisnisnya langsung dan juga mengurus keluarganya.
www.jambi-independent.co.id