Penanaman mangrove dalam rangka Rehabilitasi ekosistem mangrove di Taman Nasional Kepulauan Seribu dalam skala besar dimulai sejak tahun 2005 melalui Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis (Gerhan/GNRHL). Metode penanaman Mangrove yang direkomendasikan di Kepulauan Seribu adalah metode rumpun berjarak. Penggunaan metode ini dilatarbelakangi kondisi alam dan wisata Pulau Seribu yang berupa pulau-pulau kecil yang sebagian besar tanahnya mengandung pasir dan sekit lumpur sehingga kurang mendukung untuk media tumbuh mangrove.
Metode rumpun berjarak adalah metode penanaman mangrove dengan jarak tanam rapat sehingga menggunakan pendekatan luasan hektar ekuivalen. Satu (1) hektar penanaman mangrove adalah 5.000 batang mangrove pada 10 rumpun/ kotak penanaman yang setiap rumpun berukuran kurang lebih 5 m2 (5 m x 1 m) dengan jumlah 500 batang per rumpun, dan setiap rumpun berjarak 1 meter.
Jumlah bibit mangrove yang ditanam dalam Bulan Bakti Menanam Mandiri ini adalah 1.000 batang. Penanaman dilakukan di Pulau Pramuka dengan menggunakan metode rumpun berjarak, sehingga diperoleh 2 rumpun penanaman mangrove.
Penanaman Lamun
Lamun di Taman Nasional Kepulauan Seribu tumbuh dalam kelompok rumpun yang kecil-kecil dan tersebar tidak merata, namun kadang juga membentuk suatu
Meskipun diketahui bahwa degradasi
Penanaman lamun dalam Kegiatan Bulan Bhakti Menanam Mandiri TNKpS dilakukan di Pulau Pramuka dengan menggunakan metode TERFs. Frame yang digunakan berukuran 1 m x 1m sebanyak 4 unit frame. Jenis lamun yang ditanam adalah Thassia hembricii, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, dan Halodule uninervis. Dalam 1 unit frame berisikan 25 tunas lamun per jenis.
Di sisi lain di tempat lain di Kepulauan Seribu digunakan untuk outing berbagai acara. Beragama kegiatan dilakukan termasuk paintball fun games. Tujuannya untuk permainan meningkatkan kekompakan. Nah apakah Anda tertarik ke Kepulauan Seribu?
http://tnlkepulauanseribu.net
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang