Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka dia tidak akan duduk di tempat dimana khamr (alkohol) disajikan. (HR Tabrani). Bagi kaum Muslim, sudah selayaknya mereka menjaga kehalanan makanan yang masuk ke tubuh mereka. Pertanyaan di atas kerap terlontar, terutama bila kita bepergian ke luar negeri. Sebetulnya, tak perlu menjadi bahan kebingungan jika sejumlah ayat dan hadis mengenai halal-haram suatu makanan dijadikan pedoman.
Selama ini, kita hanya terfokus bahwa; makanan haram adalah makanan yang berasal dari daging babi atau binatang lain yang diharamkan dalam Islam. Itu saja. Atau, bila ingin berdebat sedikit, adalah apakah binatang halal itu disembelih dengan sebelumnya dipingsankan dulu (stunned) atau tidak dan apakah penyembelihnya menyebut asma Allah atau tidak.
Padahal, Rasulullah memberikan tanpa lain yang gampang dikenali: apakah penjualnya menyediakan alkohol atau tidak? Maka artinya, bila ada beer di darfar minuman atau mirin di barisan bumbunya, maka lupakan untuk menyantap hidangan di rumah makan itu. Berikut ini petunjuk singkat memilih rumah makan seperti dilansir situs yang dikelola Gloucestershire Muslim Welfare Association (GMWA):
1 Siapa pemilik atau manajernya?
Rumah makan atau restoran yang pemiliknya non-Muslim tidak bisa diandalkan untuk peduli menyediakan pangan halal. Namun bukan berarti tidak ada pemilik restoran yang bukan seorang Muslim yang peduli halal. Biasanya, mereka akan mempekerjakan manajer tempat makan yang Muslim dan chef Muslim. Atau, Anda bisa menanyakan langsung pada manajerny, Apakah makanan yang disajikan halal?
Tempat makan yang profesional akan mengapresiasi pertanyaan Anda dengan jawaban yang benar. Anda juga bisa melihat di situs otoritas Muslim setempat untuk melihat restoran mana saja yang halal di kota yang akan Anda kunjungi.
2. Adakah kemungkinan kontaminasi?
Allah menggariskan bahwa seorang Muslim harus mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib, atau bersih dan bebas kontaminasi. Makanan yang halal, namun digoreng bersama-sama dengan makanan non-halal, maka makanan itu akan menjadi haram.
Karena itu, sebaiknya diperiksalah daftar menu apakah ada menu-menu yang disajikan berasal dari bahan non-halal. Misalnya menu ayam bakar, ikan bakar, dll harus diperiksa juga. Bila ada, maka tak ada jaminan bahwa mereka memasak di dapur terpisah atau menggunakan peralatan yang juga terpisah.
Kru Gloucestershire Muslim Welfare Association (GMWA) pernah menanyakan di sebuah restoran siap saji, apakah peralatan masak untuk menu vegetarian dan non-vegetarian dipisah? Jawabannya sudah cukup untuk menyimpulkan apakah makanan halaldan non-halal juga dipisah, Kami bekerja dengan ketepatan waktu, jadi tak ada waktu untuk mensterilkan peralatan, dan dapur kami juga tidak seberapa luas.
Jadi, jangan hanya terpaku pada bahwa restoran tersebut menyediakan menu halal atau vegetarian saja. Misalnya seperti ayam bakar atau ikan bakar dan sebagainya yang tadi. Namun juga amati daftar menunya, apakah ada pork, bacon, dan sejenisnya tercantum di sana.
3. Apakah menyediakan alkohol?
Bila menyediakan alkohol, kita kembali ke hadis di atas. Urungkan makan di situ.Sebetulnya, di banyak kota besar, mencari makanan halal semakin gampang. GMWA mencontohkan London, dimana beberapa restoran mencantumkan tulisan alcohol is not served di daftar menunya. Ya, ini satu pertanda bagus tentu saja. Langkah selanjutnya adalah kembali ke poin (1) dan (2) di atas!
Bagaimana di Indonesia ? Apakah anda sudah siap untuk tidak makan di tempat/restorant yang tidak ada tanda "HALAL" nya ? ada beberapa restoran cepat saji terkenal yang sampai saat ini tidak mau disertifikasi oleh MUI, ada juga yang sudah mempunyai serifikat "HALAL", semua berbalik lagi kepada anda, sedangkan tuntunan Islam sudah sedemikian jelas.
http://al-islahonline.com
Temukan Rumah Makan, Restoran, Tempat Makan, Ayam Bakar, Tempat Makan Ayam, Tempat Makan Ayam Bakar, Tempat Makan Taliwang, Tempat Makan Taliwang Jakarta Barat, hanya di Rumah Makan / Restoran: Tempat Makan | Ayam Bakar & Taliwang Jakarta Barat pada 88db.com