Selanjutnya, untuk membuat album foto, seperti album foto pernikahan, ia dibantu 15 orang karyawan. Sistem penggajiannya secara borongan. Jika album foto berukuran S (18X22 cm) = Rp. 1.500, M (24X25 cm) = Rp. 2000 – Rp. 2.500 dan L (31X38 cm) = Rp. 3.500. Dalam sehari, seorang karyawan bisa mengerjakan sampai 20 pieces. Kebanyakan karyawan bekerja di rumahnya yang terletak di Jl Pulau Ayu, Denpasar. Hanya tiga orang yang bertugas menjaga toko sekaligus sambil membuat desain album foto.
“Syukurlah, foto albums ini bisa diterima tamu asing. Ini berarti karya kami bisa memenuhi selera turis. Khususnya turis Eropa lho, karena memang produk kerajinan yang serba alami ini lebih disukai mereka. Jika ada rombongan turis yang biasanya datang per grup, omzet bisa naik drastis. Kalau standar sih, rata-rata mendapatkan untung bersih 50 juta per bulan,” ungkap Yuli sumringah.
“Sama sekali saya tidak setuju jika dibilang lebih mementingkan tamu asing. Bukan seperti itu. Cuman memang produk albums photo yang saya bikin ini lebih mengandalkan bahan alami sehingga daya serap pasar condongnya ke orang luar. Saya justru malah senang sekali jika orang kita juga bisa menerima photo album buatan saya,” tegas wanita yang berprinsip learning by doing dalam berbisnis ini.
Jika kondisi album tidak kering, otomatis akan rusak dengan timbulnya bintik-bintik jamur sehingga berakibat ditolaknya produk oleh konsumen.
www.majalahpengusaha.com
{ 1 komentar ... read them below or add one }
ada contoh gambarnya ga yah?
Post a Comment