Umumnya trafo transformator digunakan sebagai power supply atau sumber tegangan untuk alat-alat listrik dan elektronik rumah tangga dan juga kantor.
 Jenis   trafo step down, paling banyak digunakan, berfungsi untuk menurunkan   tegangan AC (bolak-balik). Trafo jenis ini memiliki kumparan (lilitan)   primer lebih banyak daripada kumparan sekunder. Dengan trafo step-down   ini, tegangan input PLN 220V-240V diturunkan menjadi 6V, 9V,12V, 15V,   atau sesuai kebutuhan, setelah itu disearahkan menjadi tegangan DC.
 
 
 
 Pengukuran dan pengecekan trafo
 Berikut   cara sederhana untuk mengetahui kondisi sebuah trafo dengan memakai   multimeter pada selektor Ohm Meter. Prinsipnya transformator yang masih   bagus dapat dilihat dari hasil beberapa pengetesan berikut:
  1. Kumparan primer trafo tidak boleh terhubung dengan dengan kumparan sekunder trafo
   2. Setiap titik (terminal)  pada ujung kumparan primer harus terhubung   atau memiliki resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai   dengan tulisan tegangan input seperti 0, 110V, 120V, 220V, dan 240V
   3. Setiap terminal pada ujung kumparan sekunder harus terhubung atau   memiliki resistansi kecil, terminal-terminal tersebut ditandai dengan   tulisan tegangan output seperti 0, CT, 6V, 9V,12V, 15V, 18V, dan  24V 
 Perhitungan Trafo
 Trafo   yang tersusun dari kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti besi   bekerja berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday dimana arus listrik   berubah menjadi medan magnet dan sebaliknya medan magnet berubah menjadi   arus listrik. Apabila salah satu kumparan pada transformator diberi   arus bolak-balik (AC) maka medan magnet akan berubah dan menimbulkan   induksi pada kumparan sisi yang lain. Perubahan medan magnet tersebut   akan mengakibatkan perbedaan potensial (tegangan). 
 Berikut   adalah beberapa rumus dasar untuk menentukan jumlah kumparan primer  dan  kumparan sekunder agar menghasilkan tegangan output rendah dengan  arus  besar.
 Np / Ns = Vp / Vs = Is / Ip
 Keterangan :
 Np = Jumlah kumparan primer
 Ns = Jumlah kumparan sekunder
 Vp = Tegangan input primer (Volt)
 Vs = Tegangan output sekunder (Volt)
 Ip = Arus input primer (Ampere)
 Is = Arus output sekunder (Ampere)
 Dari rumus di atas, arus berbanding terbalik dengan kumparan dan tegangan.
 Pp = Ps
 Vp x Ip = Vs x Is
 Pp = Daya Primer (Watt)
 Ps = Daya Sekunder (Watt)
 Vp = Tegangan Primer (Volt)
 Vs = Tegangan Sekunder (Volt)
 Ip = Arus Sekunder (Ampere)
 Is = Arus Sekunder (Ampere)
 Contoh 1
 Jika   sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2200, tegangan input (Vp)   220V, dan tegangan output sekunder (Vs) yang diinginkan adalah 10V, maka   jumlah kumparan sekunder adalah......
 Np / Ns = Vp / Vs
 2200 / Ns = 220 / 10
 Ns = 2200 / (220 /10 )
 Ns = 2200 / 22
 Ns = 100
 Jadi untuk menghasilkan tegangan output (Vs) sekunder 10V, kumparan sekunder (Ns) harus 100 lilitan
 Contoh 2
 Jika   sebuah trafo memiliki kumparan primer (Np) 2000 dan kumparan sekunder   (Ns) 500, berapakah arus primer dan arus sekunder jika digunakan untuk   menyalakan sebuah pemanas 25 Volt 50 Watt.
 Pp = Ps
 Vp x Ip = Vs x Is
 Is = Ps / Vs
 Is = 50 / 25
 Is = 2
 Jadi arus sekunder (Is) trafo tersebut adalah 1 Ampere
 Np / Ns = Is / Ip
 Np / Ns = (Ps / Vs) / Ip
 2000 / 500 = (50 / 25) / Ip
 4 = 2 / Ip
 Ip = 2 / 4
 Ip = 0.5
 atau
 Np / Ns = Is / Ip
 2000 / 500 = 2 / Ip
 4 = 2 / Ip
 Ip = 2 /4
 Ip = 0.5
 Jadi Arus Primer (Ip) adalah 0.5 Ampere
 Catatan:
 Tegangan primer dan tegangan sekunder trafo adalah tegangan bolah-balik (AC). 
 Berbagai sumber