3 Tips Memilih Bank Kredibel

Diposting oleh Wikey on May 25, 2011




Pinjaman Tanpa Agunan - Setelah peristiwa pembobolan bank menjadi berita besar, apakah Anda merasa khawatir terhadap simpanan Anda di bank? Harus khawatir karena hal seperti itu bisa terjadi kepada siapa saja. Bukan saja nasabah-nasabah yang masuk dalam kategori wealth management atau private banking, tetapi juga bisa menimpa nasabah kebanyakan. Kok bisa? Bisa.

Agar Anda tidak menjadi korban berikutnya, beberapa hal selayaknya menjadi perhatian sebelum menempatkan dana Anda pada sebuah bank. Pertama, aset bank. Apa boleh buat, dalam industri perbankan, "size matter". Artinya, aset bank merupakan salah satu indikasi besarnya kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut karena aset adalah kumpulan dana dari masyarakat yang ditempatkan di bank dan kemudian disalurkan sebagai pinjaman dan aset produktif lainnya.

Kedua, modal bank. Semakin besar modal, semakin tinggi tanggung jawab dan risiko yang ditanggung oleh pemilik. Bandingkan saja jumlah modal terhadap aset bank. Semakin besar rasionya, bank tersebut semakin kuat. Dengan kata lain, kalau terjadi "apa-apa" pada bank bersangkutan, uang pemilik juga akan ikut raib.

Ketiga, rasio-rasio keuangan pada saat bank tersebut mengumumkan kinerja keuangannya kepada publik. Ini bisa dilihat di berbagai surat kabar. Lazimnya bank menyampaikan laporan keuangan empat kali setahun atau setiap triwulan. Anda boleh bandingkan satu bank dengan bank lain. Beberapa rasio penting yang mesti diperhatikan adalah non performing loan, atau jumlah kredit bermasalah bank tersebut. Semakin tinggi rasionya, semakin jelek kualitas kredit bank bersangkutan.

Di sini bisa banyak kemungkinan penyebab. Bisa karena pemberian kreditnya sembarangan, bisa karena debitor-debitor yang diberikan kredit memang tidak bermutu, bisa juga karena faktor ekonomi. Akan tetapi, faktor yang terakhir ini jangan langsung dipercaya sebab kalau kredit bermasalah tinggi karena ekonomi tidak kondusif, hal serupa mestinya juga dialami bank lain. Sehingga kalau hanya satu-dua bank yang memiliki kredit bermasalah tinggi, bisa dipastikan itu lebih karena pengelolaan kreditnya amburadul. Dan kalau sebagian kredit diberikan karena sebab subyektif, misalnya karena kenalan, saudara, dan lain sebagainya. Hindari bank semacam itu karena dana yang Anda tempatkan hanya akan jadi abu. Berubah menjadi kredit macet di sisi aset bank tersebut.

sumber:kompas.com

{ 0 komentar ... read them below or add one }