Industri Mabel Berbahan Eceng Gondok

Diposting oleh pulat on Aug 31, 2010



Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.

Bagi masyarakat di sekitar pinggiran sungai, enceng gondok adalah tanaman parasit yang hanya mengotori sungai dan dapat menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap karena enceng gondok terlalu banyak. Begitu pula bagi para masyakat disekitar pinggiran danau yang menganggap enceng gondok yang banyak didanau adalah penggau yang menghalangi aktivitas mereka di danau tersebut.

Kenyataan ini yang bisa menjadikan eceng gondok dianggap sebagai tanaman penggangu, tetapi bila kita jeli mencari peluang, maka tanaman eceng gondok sangat bermanfaat untuk memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan tangan. Seiring dengan perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah dikeringkan ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, kopor, sendal, keranjang (tempat pakaian bekas), tatakan gelas, tikar, nampan dan sebagainya. Malah belakangan ini banyak dimanfaatkan untuk mendukung industri mebel den furniture, sebagai pengganti rotan yang harganya semakin melangit.

Hingga saat ini sudah banyak daerah yang mampu mengembangkan kerajinan tangan dari eceng gondok yang mempesona untuk pembuatan barang-barang kerajinan, mebel den furniture. Antara lain di Purbalingga, Dl Yogyakarta, sekitar Kota Solo, Cirebon, Lampung, Surabaya dan Bali. Bahkan sebagian barang-barang kerajinan tangan berbahan eceng gondok dengan model dan kualitas tertentu, banyak diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat yang semakin gandrung dengan barang-barang produksi dari bahan-bahan alami (back to nature).

Pembuatan kerajinan tangan dari bahan eceng gondok ini dibutuhkan proses yang cukup lama. Eceng gondok terlebih dahulu harus dikeringkan sekitar dua minggu. Setelah eceng gondok mengering lalu dibentuk kepangan panjang yang dilakukan warga dan kelompok perajin. Setelah berbentuk kepangan panjang, eceng-eceng tersebut dianyam menjadi barang yang diinginkan. Mulai dari pot bunga, tempat sampah, box tissue, tas, topi, perlengakapan dapur hingga furniture. Untuk lebih meningkatkan daya tarik pembeli, hasil anyaman tersebut ditambahakan cat pernis. Sehingga, tampilannya lebih mengkilap dan menarik.

Rata-rata kerajinan tangan ini dijual di pasaran dengan harga mulai dari Rp 15 ribu hingga 5 juta. Tergantung dari ukuran barang dan tingkat kesulitan anyaman.

Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan karya kerajinan tangan dengan bahan eceng gondok :

* Pengumpulan eceng gondok
   
* Pemisahan pangkal tangkai
   
* Pengeringan pangkal tangkai
   
* Penguliran
   
* Pembentukan/penganyaman jadi karya seni (Tas, hiasan dinding, dompet, kursi dll)

Sumber: bisnisUkm.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

{ 0 komentar ... read them below or add one }