Seribu Batik Tanpa Nama

Diposting oleh Wikey on May 11, 2009


Kurang lebih seribu motif Batik di Museum Batik, Jalan dr Soetomo, Yogyakarta, belum dipatenkan. Di antara batik-batik yang tersimpan ada yang umurnya ratusan tahun. Paling kuno buatan 1700 hingga paling muda tahun 1950. "Biaya paten mahal, sampai puluhan juta." kata Prayoga, kurator di museum itu, kemarin.

Banyak motif Batik yang tidak diketahui siapa penciptanya. Identifikasi mudah dilakukan. Informasi tentang asal Traditional Batik bisa dilihat dari corak dan warna. Usianya bisa diamati dari umur kainnya. "Banyak yang tertulis NN (no name)," ungkap Prayoga.


Secara garis besar motif Traditional Batik terbagi atas dua: batik keratonan (seperti batik Solo dan Yogyakarta) dan batik pesisiran (dari Cirebon, Pekalongan, hingga Madura). Menurut Prayoga, perbedaan itu bisa ditentukan dari warnanya. Lihat Gallery Batik dan Traditional Batik.

Batik keratonan cenderung didominasi cokelat sogan. Contohnya kain panjang Soga Jawa dengan motif Parang Kusumo Gondusuli asal Yogyakarta pada 1950-1960. Begitu juga sarung panjang Soga Jawa bermotif boketan adu jago dasar polos dari Yogyakarta pada 1920-1930. Ada pula kain panjang Soga Jawa dengan pola loreng besar curigo dan pari sewuri dari Klaten pada 1950-1960 (Traditional Fashion Design).

Sedangkan batik pesisir cenderung berwarna cerah dan dekoratif. "Sehingga tidak hanya pakai canting (Batik Painting), tapi juga colet (semacam kuas)," tutur Prayoga. Dia mencontohkan sarung Isen-isen Antik bercorak untaian bunga, tumpal blabakan, dan galar seling lung daun dari Pekalongan, buatan 1880-1890. Ada juga sarung bercorak boketan Isen-isen dengan dasar galar seling halus, dari Pekalongan yang dibuat pada 1880-1890.

Menanggapi soal paten batik, Dharma Gupta, Ketua Forum Pelestarian Lingkungan Yogyakarta, mengatakan langkanya upaya mematenkan Design Batik/motif batik disebabkan motif itu sudah ada secara turun-temurun. "Orang Yogya nggak berani mematenkan motif yang sudah ada karena turun-temurun," katanya. Lihat Gallery Batik dan Fashion Batik.

Menurut Dharma, mematenkan motif batik (Batik Painting) itu terkait dengan hak cipta. Padahal, pencipta Design Batik itu tidak diketahui. Sekarang, kata dia, masyarakat hanya meniru atau menduplikasi motif yang sudah ada. "Batik merupakan warisan budaya. Usia kainnya yang tua bisa dilihat. Kalau motifnya kan bisa diduplikasi," tutur Dharma.

Sumber: tempointeraktif.com

Temukan informasi lainnya hanya di Fashion Design - Traditional Design - Traditional Fashion - Batik Painting - Design Batik - Fashion Batik - Traditional Batik - Gallery Batik - Traditional Fashion Design - Batik dan Leloehoer Gallery: Exclusive Traditional Fashion Design - Batik Painting & Natural Home Spa Products hanya di 88db.com

{ 0 komentar ... read them below or add one }