Perkembangan Bed Cover

Diposting oleh Wikey on Apr 15, 2009


Lebih dari sepuluh tahun masyarakat khususnya di bali telah mengenal apa yang dinamakan Bed Cover, tiada lain merupakan istilah modernnya daripada selimut. Namun Bed Cover dalam hal ini memiliki fungsi ganda sebagai penghangat atau pelindung dari serangan nyamuk juga terkadang sebagai alas tepian kasur yang mirip dengan fungsi Sprei Bed bahkan untuk saat ini cenderung masyarakat kita lebih mementingkan unsure estetisnya ketimbang fungsi utama dari selimut atau Bed Cover Sprei itu sendiri. namanya juga kemajuan jaman….

Trend pemakaian
Bed Cover Sprei akhirnya berimbas juga pada usaha kerajinan seperti batik ataupun pembuatan lukisan berbahan dasar kain. Selain usaha pembuatan kain pantai yang sudah lumrah dan lebih dulu kita kenal, kali ini usaha pembuatan Sprei Bed Cover telah merambah hampir enam puluh persen pasar di bali yang berbahan dasar seni lukis dan membatik. Tak terkecuali sepasang suami istri yang tinggal di banjar getasan desa buruan blahbatuh gianyar ini. Mereka adalah I Ketut Gorem dan istrinya Ni Wayan Asti.

Jalan hidup menghantarkan I ketut Gorem menjadi seorang perajin
Sprei Bed Cover. Perjuangan untuk menyambung hidup yang tadinya berawal dari seorang sopir angkot jurusan denpasar batubulan gianyar, kini telah lama terkubur seiring perlahan usaha yang dirintisnya selama hampir dua puluh lima tahun bersama sang istri yang tadinya juga seorang pedagang acung dengan berdagang di sekitar pantai kuta. Melalui usaha yang sempat jatuh bangun inilah yang akhirnya menggiringnya untuk menekuni usaha Sprei Bedcover, yang kini menjadi sumber penghidupan diri dan keluarganya.

Layaknya sebuah usaha yang baru dirintis, Pak Ketut pun ketar ketir dalam merintis usahanya. Langkah awal, ditempuhnya dengan memperkenalkan hasil karyanya dengan berjualan keliling hingga pindah dari satu artshop ke artshop yang lain. Usaha kerasnya setidaknya berbuah manis. Seiring waktu satu persatu
Sprei Bedcover buatannya mulai dikenal dan mulai dilirik oleh para pemilik artshop hingga suatu ketioka ada supplier cukup besar mau menampung semua bedcover hasil buatannya. Tentunya untuk awal usahanya ini pak ketut tidak berani mematok harga terlalu tinggi.

Suara mesin jait yang khas selalu terdengar di bagian belakang rumah yang sekaligus merupakan tempat kerja karyawannya. dari sini pula satu persatu Bed Sprei dengan berbagai corak dihasilkan. Kalau dulu sang istri ni wayan asti selalu menemani dalam proses menjahit sekarang lebih banyak waktu dihabiskan untuk mengawasi karyawannya bekerja.

Kebutuhan terhadap pemakaian
Bed Sprei dari hari ke hari semakin banyak dan beragam dalam corak dan warna. Hal ini pula yang akhirnya memberi ide bagi pak ketut untuk semakin membuat berbagai bentuk dan ukuran Sprei Bed termasuk beraneka corak serta ornamen bedcover mulai dari yang sederhana hingga cukup rumit, dari yang tradisional hingga bercorak luar negeri. Sebagai contoh misal kalau kita di bali umum sudah dikenal corak seperti lukisan panorama alam dan binatang sedangkan corak luar bisa tokoh film ataupun club sepakbola. Sekali lagi itu kembali kepada selera dan kegemaran. Namun yang pasti, usaha Sprei Bed ini cukup memberikan keuntungan pada dirinya, untuk mendukung ekonomi keluarga hingga mampu menyekolahkan ke empat anaknya hingga ke bangku kuliah.

Selain tuntutan selera konsumen yang cenderung bervariasi, ketut gorem pun tidak surut-surut melakukan inovasi. Guna semakin menarik konsumen, ia pun melengkapi
cover spreinya dengan selipan Dacron yakni bahan sintetis seperti kapuk. Hal ini penting gunanya untuk menjaga agar cover sprei buatannya tetap empuk dan hangat. Meski larut dalam pencarian inovasi, Tidak membuat ketut gorem beranjak ke tempat tidur hanya semata-mata untuk mendapatkan inspirasi dari corak dan ornamen bedcovernya.

Dengan bedcover, I Ketut Gorem menjalankan swadharma hidup “karma kanda”nya. ada kenikmatan yang ia petik ketika menjalankan pekerjaan ini, dan dari kerjanya ini pula, iapun menemukan hasil berupa imbalan. Dari pembuatan
Bed Cover, ketut gorem berharap diberi kesempatan ngayah dan mengajegkan budaya bali nan adiluhung melalui sentuhan-sentuhan seni artistic goresan canting yang akhirnya berwujud panorama bali. Gorem yang dulu adalah gorem sang sopir angkot. Namun kini gorem adalah sang jurahgan pembuat berbagai motif dan ukuran Bed Cover. Siapa yang tidak mengenal gorem untuk ukuran pasar seni sukawati. Bagaimana para warga semeton bali sane lianan, tertarikkah untuk ikut menekuni usaha seperti pak ketut gorem atau bahkan jengah untuk berusaha di bidang lain?. Tentunya jawabannya berpulang kepada anda.

Sumber: balitv.tv

Temukan info dan tips di Sprei Bedcover | Sprei Bed Cover | Bed Cover Sprei | Grosir Bed Cover | Bed Cover | Sprei Bed | Bed Sprei | cover sprei dan Sprei Bedcover&Sprei Bed Cover: Bed Cover Sprei & Grosir Bed Cover Pasar Baru Jakarta pada 88db.com.

{ 0 komentar ... read them below or add one }