Cara Mengatur Keuangan di Masa Sulit

Diposting oleh malamjumat on Oct 16, 2008


1. Kurangi hal tidak penting
Satu cara menghindarinya adalah dengan cara berbelanja menurut kebutuhan, bukan keinginan. Caranya bikin daftar belanja dan berusaha patuh pada daftar itu. Kita bisa bersikap seperti akuntan, maksudnya susun secara tepat & jelas mengenai manajemen keuangan.

“Lakukan dengan penuh disiplin, jangan biarkan hati mengalahkan rasio saat belanja,” saran Nancy Register, associate director untuk Consumer Federation of America. Ric Edelman, Certified Financial Planner dan penulis “The Truth About Money” setuju dengan pendapat itu.

“Anda harus pastikan tidak berbelanja di luar daftar yang sudah ditetapkan. Atau Anda akan menyesal telah berlaku boros di saat harus berhemat.” Jika Anda punya anak yang menuntut dibelikan ini itu, Linda Sherry, director of national priorities for Consumer Action. Edelman menyarankan,”Ini saat yang tepat untuk menjelaskan kepada mereka mengenai artinya kebutuhan dan keinginan.” Anda bisa menggunakan jasa konsultasi, atau berkomunikasi dengan tetangga untuk memperoleh pengalaman tentang manajemen keuangan.

2. Sisihkan dana darurat
Setiap keluarga punya kebutuhan keuangan yang berbeda, namun adakalanya mereka lupa menyisihkan dana cadangan yang akan sangat bermanfaat di masa sulit. Ada yang memang menabung, namun sekenanya saja, asalkan menyisihkan pendapatan. Padahal seharusnya tidak demikian. Anda tidak perlu menggunakan akuntan publik atau akuntan keuangan karena Anda bisa melakukannnya jika bersungguh-sungguh.

“Anda perlu meningkatkan cadangan dana lebih banyak,” saran Edelman. Cobalah untuk membuka tabungan khusus yang memang hanya digunakan di saat darurat, deposito berjangka dan lain-lain yang likuid alias dapat cepat dicairkan saat dibutuhkan. Anda kesulitan menentukan besaran yang harus disisihkan?

“Alokasikan minimal 10% dari gaji yang Anda peroleh setiap bulan,” saran Gail Cunningham, juru bicara untuk National Foundation for Credit Counseling. Jika Anda tak bisa disiplin, minta bank mendebet langsung sebanyak 10% atau nilai yang disepakati begitu gaji masuk ke rekening.

3. Kurangi pos-pos biaya yang kurang perlu
Jika meniadakan acara makan di restoran bersama keluarga sama sekali tidak memungkinkan, maka kurangilah frekuensinya. “Akan lebih efektif untuk mengurangi ketimbang meniadakan sama sekali,” ujar Cunningham, “karena mengubah kebiasaan memang luar biasa sulit.” Kita harus bersikap jelas layaknya seorang akuntan untuk mengatur keuangan.

Diskusikan hal ini dengan keluarga agar mereka memahami yang tengah terjadi. “Usahakan anggota keluarga mengarah pada tujuan yang sudah ditetapkan. Jadi tak terjadi pemborosan yang tidak perlu.” Jadi Anda bisa menggunakan jasa konsultasi jika benar-benar sangat membutuhkannya.

4. Giat bekerja
Meski pekerjaan menjemukan, namun jika belum menemukan penggantinya, tetaplah bekerja. Pokoknya amankan posisi Anda di perusahaan sekarang. Jangan lupa memupuk jaringan yang akan banyak membantu Anda kelak. Yakinkan bahwa Anda memang layak dipertahankan, juga dipromosikan.

“Buatlah diri Anda sebagai orang yang layak diajak terlibat dalam sebuah tim yang hebat,” saran Martin Yate, pelatih eksekutif karyawan dan juga penulis buku laris “Knock ‘Em Dead 2008: The Ultimate Job Search Guide.”

Tiga kunci pokok yang dapat membuat Anda ‘dilihat’ adalah analisis kembali berapa besar Anda berkontribusi pada perusahaan, serta jangan takut untuk meningkatkan peran yang menyumbang pada kesuksesan perusahaan. Kedua, selalu update dengan perkembangan terbaru, melanjutkan sekolah misalnya. Ketiga, terlibatlah dalam setidaknya satu organisasi profesional yang terkait dengan profesi Anda. Tak hanya update dengan perkembangan, namun jejaring dari sini juga dapat Anda gunakan di masa sulit.

5. Bersiaplah untuk hal darurat
Anda harus realistis. Jika perusahaan sekarang dalam bahaya, siap-siaplah meng-update resume dan mulai berburu pekerjaan baru. Manfaatkan informasi dari jejaring Anda. Saat perusahaan kolaps, Anda tinggal ‘lompat’ ke tempat baru.

6. Jagalah utang tetap terkontrol
Hanya gunakan kartu kredit untuk kondisi darurat dan usahakan membayar penuh di akhir bulan. Jangan hanya membayar minimal 10% dari total tagihan karena hanya akan menyebabkan beban bunga berbunga. “Jika tidak ada uang, hentikan belanja untuk hal yang tidak perlu. Jangan bergantung pada kartu kredit,” saran unningham. Jadilah seperti akuntan publik atau akuntan keuangan, yang membuat daftar secara jelas, sehingga Anda mengetahui kondisi keuangan Anda, bukan sekedar "membelanjakan" uang.

http://www.resep.web.id

Temukan Akuntan, Jasa Konsultasi, Manajemen Keuangan, Akuntan Publik, Akuntan Keuangan, hanya di Akuntan / Jasa Konsultasi : Manajemen Keuangan | Akuntan Publik & Keuangan, hanya di 88db.com

{ 0 komentar ... read them below or add one }